LPPM UNTAG SURABAYA KUNJUNGI UKM BINAAN

 


Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya melakukan kunjungan ke Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Binaan UNTAG Surabaya, Rabu (28/3). Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk melakukan pengukuran terhadap dampak pengabdian masyarakat yang dilakukan pada tahun 2015 – 2017  dengan sumber dana dari hibah Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).

“Tentu kami pun ingin mencari tahu sejauh mana efek dari hibah yang kami berikan terhadap ekonomi, pemasaran, pendidikan, maupun lingkungan sosial di UKM Binaan kami tersebut”, kata Aris Heri Andriawan, ST.,MT. saat di temui di kantor LPPM UNTAG Surabaya.

Di tahun 2015, 2016 dan tahun 2018 masing-masing ada 18, 14, dan 9 UKM Binaan UNTAG Surabaya dengan produk yang berbeda. Mitra pertama diketuai oleh Ir. Siti Mundari, M.T. dengan membina masyarakat di Ringin Contong Kota Surabaya dengan produk otak-otak bandeng, “Produk otak-otak disana kian meningkat setelah kami hibahkan alat penggiling adonan otak - bandeng. Pada awalnya mereka menggiling semua bahan untuk membuat otak-otak bandeng secara manual atau menggunakan penggilingan yang kecil sehingga produktifitasnya terbatas. Dengan alat penggiling yang kami hibahkan produktivitas mereka meningkat begitu pesat” ujar Aris.

Mitra kedua yang kami kunjungi yaitu Tani Agro Madina di Kejawan Putih Tambak yang diketuai oleh Ec. Erma Yuliati, MM.,yangberanggotakan Ir. Siti Mundari, M.T. dan Ir. Zainal Arief, M.T. Produk yang mereka buat yaitu sirup markisa dengan bahan baku yang diperoleh dari anggota Tani Agro Madina sendiri.

Sedangkan Mitra ketiga adalah pembuat batik dengan produk Batik Sutorejo yang dibina oleh Dra.Sumiati,MM.,. Mitra UKM Batik Sutorejo ini beranggotakan 24 anggota yang terdiri dari ibu-ibu PKK. dan Mitra yang keempat yang dikunjungi adalah UKM dengan produksi Kerupuk Terung yang dibina oleh Dr. Siti Mujanah, MBA.,Ph.D.,. Mitra yng keempat ini berada di wilayah kenjeran. Hibah yang diberikan berupa mesin pemotong kerupuk, yang sebelumnya mereka masih menggunakan pemotong manual. Sehingga dengan adanya hibah mesin pemotong kerupuk ini produktifitasnya meningkat secara signifikan.(Um)

 

https://www.untag-sby.ac.id/ 

Komentar